Pertengahan bulan keempat di tahun 2021 ini, Indonesia kembali dikejutkan dengan tragedi kecelakaan transportasi. Mulai dari awal tahun, Indonesia dilanda beragam tragedi mulai dari lonjakan kasus COVID-19, gempa bumi, banjir, erupsi Gunung Merapi, jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, hingga kini tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali. Sebelum memulai tulisan ini, izinkan saya mengucapkan bela sungkawa terhadap seluruh korban dan anggota keluarga yang ditinggalkan. 

Pada editorial kali ini, secara khusus saya akan membahas mengenai tenggelamnya KRI Nanggala-402 serta makna On Eternal Patrol yang disematkan. Topik ini menarik untuk dibahas karena istilah “On Eternal Patrol” yang memiliki arti mendalam bagi KRI Nanggala-402. Namun sebelum itu, saya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai kronologi tenggelamnya salah satu dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia ini.  

Tenggelamnya KRI Nanggala-402 di Perairan Utara Bali

KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam buatan Jerman yang dipesan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1977. KRI Nanggala-402 memiliki saudara kembar, yaitu KRI Cakra-401. Kapal ini mulai beroperasi secara aktif pada tahun 1981 dan sudah mengalami perbaikan secara menyeluruh selama dua tahun di Korea Selatan. 

KRI Nanggala-402 pada saat kejadian sedang melakukan latihan penembakan rudal di Laut Bali. Sesuai rencana, latihan ini akan dilakukan pada hari Rabu, 21 April 2021 dini hari. Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono menjelaskan bahwa latihan dimulai sekitar pukul 02.30 WITA. Namun, ketika sedang mengikuti latihan gabungan penembakan torpedo dan rudal,  kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami hilang kontak di sekitar perairan utara Bali. Kapal tersebut dilaporkan hilang pada Rabu, 21 April 2021 dini hari sekitar pukul 03.00 WITA.

Setelah hilang kontak, proses pencarian oleh beberapa tim pun segera dikerahkan. Dalam proses pencariannya, TNI menurunkan lima KRI dan satu helikopter dengan kekuatan lebih dari 400 orang. Selain itu, ada juga KRI Rigel yang dulu pernah terlibat dalam pencarian Sriwijaya Air. Instansi lain yang turut membantu pencarian KRI Nanggala-402 berasal dari Singapura, Malaysia, dan beberapa negara lainnya.

Sebagaimana yang diwartakan Antara, dari hari semenjak hilang kontak, batas akhir life support (pendukung untuk hidup) bagi para awak KRI Nanggala akan berakhir pada hari Sabtu pagi, 24 April 2021 sekitar pukul 03.00 WITA. Hal ini dikarenakan ketersediaan oksigen hanya bertahan selama 72 jam atau 3 hari apabila listrik dalam kapal mengalami mati total (black out).  

Pada hari Sabtu 24 April 2021 pukul 17.00 WITA, Kapal Selam milik TNI Angkatan Laut, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam atau subsunk oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di sekitar perairan utara Bali. Kepala Staff Angkatan Laut (KASL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan kondisi kapal KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian pada kedalaman 838 meter di perairan Bali Utara. Kapal selam buatan Jerman tersebut membawa 53 personel yang terdiri dari 49 Anak Buah Kapal (ABK), 1 komandan satuan, serta 3 personel senjata. 

KRI Rigel dan ROV kapal MV Swift Rescue dari Singapura, menemukan beberapa bukti otentik tenggelamnya KRI Nanggala-402. Diantaranya ada kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, dan bagian-bagian kapal lainnya termasuk baju keselamatan awak kapal MK 11. Berdasarkan bukti tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan utara Bali. 

Mereka, 53 putra terbaik Bangsa Indonesia dinyatakan telah gugur dan kini tengah berpatroli dalam keabadian. Usai dilakukannya konferensi pers yang menyatakan status tenggelamnya KRI Nanggala-402, mulai ramai bermunculan istilah “On Eternal Patrol” di berbagai media sosial. 

Sang Penjaga Abadi Laut Indonesia

On Eternal Patrol merupakan istilah dalam dunia perairan yang menunjukkan hilangnya sebuah kapal selam. Istilah ini pada dasarnya digunakan untuk keperluan patroli para Angkatan Laut. 

Ketika sebuah kapal selam tenggelam, para awak yang bertugas di kapal tersebut, akan disebut On Eternal Patrol karena dianggap berpatroli selamanya dan tidak akan kembali lagi. Kini, seluruh awak KRI Nanggala-402 sudah berada di tempat persinggahan terakhir yang sejak awal menjadi rumah mereka, yaitu laut Indonesia. Meskipun mereka berada jauh di dalam sana, tetapi semangat sebagai penjaga laut Indonesia tak akan pernah padam. 

KRI Nanggala-402 bersama 53 prajurit Hiu Kencana saat ini tengah melakukan patroli terakhirnya yaitu patrolidalam keabadian. On Eternal Patrol KRI Nanggala-402, selamat bertugas dalam keabadian. 

Sumber:

  1. https://www.republika.co.id/berita/qs2nc1409/alat-sholat-dan-bukti-lain-tenggelamnya-kri-
  2. https://regional.kompas.com/read/2021/04/25/094512378/kronologi-tenggelamnya-kri-nanggala-402-berawal-dari-latihan-perang?page=all
  3. https://tirto.id/apa-itu-kapal-kri-nanggala-402-info-terkini-dan-berita-terbarunya-gdtx
  4. https://nasional.kontan.co.id/news/kronologi-penemuan-bagian-kri-nanggala-402-titik-terang-dari-kapal-rov-singapura

Penulis:           Marsha Bremanda 

Editor:             Daniel Kalis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *