World Federation of the Deaf Regional Secretariat for Asia (WFD RS Asia) mengadakan Representatives Meeting tahunan yang ke-36, dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Acara berlangsung dari 11-18 Agustus 2024 di Yogyakarta yang dihadiri oleh perwakilan dari belasan negara di Asia.
Representatives Meeting WFD RS Asia yang ke-36 diadakan di Indonesia, tepatnya berlokasi di Kota Yogyakarta. Pertemuan yang diadakan tiap setahun sekali ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Tuli di daerah regional Asia. WFD RS Asia sendiri beranggotakan 17 negara yang meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Makau, Bangladesh, Hong Kong, India, Cina, Iran, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapur, Sri Lanka, dan Thailand. Setiap tahunnya, salah satu anggota akan menjadi tuan rumah untuk kegiatan Representative Meeting WFD RS Asia. Pada tahun ini, WFD RS Asia untuk pertama kalinya mengadakan 3 pertemuan berbeda sekaligus yaitu untuk Ordinary Member (OM), Youth Camp, dan World Association of Sign Language Interpreter (WASLI).
(Dok: Dokumen Pribadi Teras Pers)
Direktur WFD RS Asia, Withayoot Bunnag menyebutkan pertemuan ini dilaksanakan untuk membahas beberapa hal seperti networking antar negara, peraturan internal, serta masalah yang dialami tiap negara. Bersama-sama dalam pertemuan ini, WFD RS Asia berusaha untuk mencari solusi atas masalah yang dibahas selama acara berlangsung. Beberapa organisasi Tuli di negara anggota WFD RS Asia juga membuat rencana program yang kemudian dikirimkan kepada pihak pemerintah negaranya dengan harapan memperoleh dukungan dari pemerintah. Namun, pihak pemerintah di beberapa negara anggota WFD RS Asia masih belum memberikan dukungan kepada organisasi Tuli negara mereka.
“Situasi negaranya berbeda beda, ada yang pemerintahnya mendukung organisasi Tuli di negara tersebut, ” Jelasnya, Sabtu (17/8/2024).
Pertemuan WFD RS Asia di Indonesia
(Dok: Dokumen Pribadi Teras Pers)
Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) berkesempatan menjadi pelaksana atas Representative Meeting WFD RS Asia yang ke 36. Ini merupakan kali kedua Gerkatin menjadi pelaksana, sebelumnya telah menjadi pelaksana untuk Representatives Meeting WFD RS Asia Pasifik yang ke 16 pada tahun 2004 di Jakarta. Ketua Komite Pelaksana WFD RS Asia 2024, Iwan Satriyawan menyebutkan terdapat 12 negara yang hadir dalam Representative Meeting OM kali ini. Tahun ini, Gerkatin memilih kota Yogyakarta sebagai lokasi pertemuan melihat karenasudah direncanakan pelaksanaan Youth Camp sejak dua tahun lalu di Kaliurang. Tujuan pertemuan kali ini membahas mengenai masalah kesejahteraan hidup, perhatian pemerintah, dan situasi sosial budaya masyarakat Tuli di masing-masing negara.
“Pembahasan dari beberapa negara Asia mengenai laporan dari organisasi Tuli di negara masing-masing seperti apa situasinya” ucap Iwan.
Selain membahas perihal kesejahteraan hidup, salah satu pertemuan yang dilakukan juga membahas terkait pembentukan divisi khusus perempuan untuk WFD RS Asia. Rencana pembentukan divisi khusus perempuan ini pertama kali dikemukakan oleh perempuan perwakilan dari Jepang yang menginginkan adanya organisasi khusus untuk perempuan Tuli di Asia. Hal ini melihat WFD di tingkat dunia sudah memiliki bagian khusus perempuannya sendiri sedangkan untuk regional Asia masih belum ada. Pembentukan divisi khusus perempuan masih dalam tahap diskusi yang akan kembali diperbincangkan di tahun 2025 nanti.
“Sama seperti WFD setingkat Dunia sudahada divisi khusus perempuannya, itu tujuannya,” Jelas Dita Rukmini, Sekretaris Komite Pelaksana WFD RS Asia 2024.
Selain Representative Meeting, terdapat juga kegiatan perkemahan WFD RS Asia Youth Camp yang diikuti oleh remaja Tuli dari 9 negara berbeda. WFD RS Asia Youth Camp memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan bagi remaja Tuli untuk bertemu dengan remaja Tuli lainnya dari beberapa negara Asia lain. Dalam kegiatan perkemahan ini para remaja diharapkan dapat saling bertukar pengalaman, bahasa, dan budaya. Selain itu, kegiatan perkemahan juga meliputi beberapa lomba dan juga pementasan yang diikuti oleh para peserta. Kegiatan Youth Camp berlangsung sejak 11 hingga 16 Agustus 2024 yang berlokasi di Kaliurang. Setelah kegiatan perkemahan, para peserta berkumpul di Hotel Santika untuk turut mengikuti Representatives Meeting.
Asosiasi Juru Bahasa Isyarat
WASLI selaku asosiasi juru bahasa isyarat, juga ikut hadir mengadakan pertemuan di lokasi yang sama. Perwakilan WASLI Regional Asia, Noriko Miyazawa, menjelaskan bahwa WASLI merupakan asosiasi yang dibentuk dengan tujuan ingin menjadi wadah bagi juru bahasa isyarat untuk terus berkembang. WASLI juga ingin menunjukan pentingnya kehadiran juru bahasa isyarat di masyarakat.
“Terkadang terjadi miskomunikasi ketika Tuli berkomunikasi dengan teman dengar jadi diperlukan jembatan komunikasi yaitu juru bahasa isyarat,” ujar Noriko.
Pada pertemuan kali ini, WASLI berfokus pada pembahasan mengenai lisensi, pembukaan pelatihan, serta sertifikasi juru bahasa isyarat di Asia dengan narasumber dari Korea, Filipina, dan Jepang. Selain itu, WASLI juga memberikan kesempatan untuk perwakilan dari Malaysia, Indonesia, dan India membagikan ilmu akan berdirinya asosiasi juru bahasa isyarat lokal. Hal ini melihat dari 48 negara yang berada di Asia, hanya 14 negara saja yang memiliki asosiasi juru bahasa isyarat lokal.
Upacara penutupan Representative Meeting WFD RS Asia yang ke-36 dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2024. Seluruh kegiatan kemudian diakhiri pada tanggal 18 Agustus 2024 dengan kegiatan pariwisata ke beberapa Lokasi seperti Malioboro, Kraton, Candi Prambanan, dan Candi Borobudur.
Penulis: Bernardino Realino Arya Bagaskara