Pandemi Covid-19 menyerang kehidupan manusia. Virus ini menular melalui droplet sehingga perlu melakukan physical distancing dan melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus. Pemerintah telah menyarankan agar kita beraktivitas di rumah saja untuk mengurangi intensitas penularan. 

Diberlakukannya physical distancing berdampak pada segala aspek kehidupan, baik dari sektor ekonomi, pendidikan, pemerintahan, hingga kegiatan sosial. Dari sektor ekonomi, pandemi membuat stabilitas ekonomi negara terganggu. Para pekerja dipotong gajinya hingga terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Indonesia juga telah resmi mengalami resesi ekonomi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun 2020 minus 3,49 persen. 

Dari sektor pendidikan, kegiatan belajar mengajar dialihkan dengan metode daring. Kebijakan ini dilakukan di semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi. Salah satu perguruan tinggi yang mengalami dampak ini adalah Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). UAJY sebagai salah satu kampus swasta di Indonesia menyadari kondisi yang serba sulit ini dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswanya yang membutuhkan berupa bantuan biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). 

Yudi Dwiandiyanta, Kepala Kantor Kemahasiswaan Alumni dan Campus Ministry (KKACM) dalam wawancara dengan awak Teras pada Senin (27/10/2020) mengatakan beasiswa yang diberikan adalah Beasiswa KIP UKT-SPP dan UAJY Peduli Covid-19. Beasiswa ini diberikan bagi mahasiswa yang orang tua/wali/penanggung biaya terkena dampak Covid-19. Mahasiswa yang ingin mengikuti beasiswa ini diwajibkan tidak sedang menerima beasiswa lainnya. “Kami berharap dengan adanya beasiswa ini dapat membantu dalam pembayaran biaya semester,” ujar pria yang akrab disapa Pak Yudi ini. 

Sosialisasi Beasiswa Tak Sampai?

Sayangnya, informasi mengenai adanya Beasiswa KIP UKT-SPP ini hanya disampaikan lewat akun Instagram resmi KKACM. Mahasiswa mengaku tidak ada sosialisasi beasiswa yang diberikan kepada mereka. 

“Kurang tahu jika ada sosialisasi mengenai beasiswa ini,” ujar Brigita Pramesti Novita Sari, mahasiswi prodi Hukum angkatan 2019. “Aku tahu informasi tentang beasiswa KIP UKT-SPP dari Instagram KKACM,” sambungnya. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Ruth Nathaniela, mahasiswi prodi Manajemen angkatan 2017. Ia juga mengatakan kurang mengetahui jika ada sosialisasi beasiswa KIP-UKT-SPP. “Aku tahu beasiswa ini dari teman bukan dari pihak kampus,” ujarnya. 

Menanggapi hal ini, Sherly Hindra Negoro, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIP UAJY) dalam wawancara dengan awak Teras pada Rabu (21/10/2020), mengatakan dikarenakan mahasiswa lebih aktif menggunakan sosial media, maka pengumuman disampaikan melalui Instagram. 

Yudi memberikan jawaban yang sedikit berbeda. Menurutnya, informasi mengenai beasiswa ini tidak hanya disebarkan melalui media sosial Instagram saja. “Kami juga menyebarkan lewat website resmi dan media sosial KKACM, media sosial resmi Universitas Atma Jaya, media sosial masing-masing fakultas, serta blasting email melalui email students,” ujarnya. 

Meskipun tidak ada sosialisasi secara langsung, mahasiswa tetap antusias untuk mendaftar beasiswa tersebut. KKACM mendata terdapat 293 mahasiswa yang menerima beasiswa KIP skema 1. Jumlah ini oleh Pupung Arifin selaku Wakil Rektor III UAJY dinilai cukup banyak dibandingkan universitas lainnya. 

Menurut Pupung, pemberian kuota yang cukup banyak ini dapat dilakukan setelah berdiskusi dengan wakil rektor II terkait keuangan. “Kami ingin membantu mahasiswa yang orang tua atau walinya terdampak Covid-19 dan memberikan apa yang sudah menjadi hak mahasiswa,” ujar Pupung dalam wawancara dengan awak Teras Rabu (29/10/2020).

Namun, Pupung merasa rentang waktu pengumuman terlalu singkat dikarenakan memerlukan waktu yang cepat untuk mengumpulkan data ke pemerintah. Jadi, mahasiswa yang belum menerima Beasiswa UAJY Peduli Covid-19 dialihkan ke Beasiswa KIP-UKT skema 1. 

Chevin Fahrurozi Saputra, mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2019,  menceritakan kepada awak Teras bagaimana proses pendaftaran hingga pengumuman. “Setelah mengisi formulir dan melengkapi berkas ada wawancara. Untuk beasiswa kali ini wawancara dengan Bu Sherly selaku wakil dekan III, lalu tinggal menunggu pengumuman,” ujar Chevin. 

Selain Beasiswa KIP-UKT skema 1, Sherly mengatakan UAJY juga memberikan Beasiswa KIP UKT-SPP skema 2. Christophorus Grandyka Handrean Murhadi, mahasiswa prodi Arsitektur angkatan 2018 yang mendaftarkan diri pada beasiswa KIP skema 2 menceritakan bahwa dirinya hanya mengisi formulir dan mengumpul berkas saja tanpa melalui wawancara. Proses seleksi dilakukan oleh pihak kampus berdasarkan berkas yang sudah dikumpulkan oleh mahasiswa. 

“Tapi untuk beasiswa skema 2 ini belum ada pengumumannya, padahal udah dari bulan Agustus,” ungkap Christo. 

Menanggapi hal ini, Sherly mengatakan proses seleksi dan pendistribusian beasiswa memakan waktu selama satu hingga dua bulan. Pemberian beasiswa ini menurutnya sudah sesuai dengan skema yang ditentukan oleh pemerintah dan kampus. “Dikarenakan seleksinya tidak hanya oleh pihak kampus tetapi juga campur tangan pemerintah, jadi memerlukan waktu yang tidak cepat,” ujarnya. 

Menurut Sherly, pihak kampus belum bisa membuat pengumuman terkait Beasiswa KIP skema 2. Pihak kampus masih menunggu keputusan pemerintah terkait siapa saja yang lolos beasiswa ini. Sejumlah 300 mahasiswa yang mendaftar  diharapkan untuk menunggu karena pihak kampus akan segera memberikan pengumuman apabila pemerintah sudah mengeluarkan keputusan.

Yudi menambahkan bahwa selain Beasiswa KIP UKT-SPP, pihak kampus juga menyediakan beasiswa lain seperti Beasiswa UAJY Peduli Covid-19, Beasiswa SPP Tetap Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021, Beasiswa Adaro (YPKAAR), Beasiswa Liem, Beasiswa Kamajaya,  Beasiswa WINGS, dan Beasiswa CAR (khusus mahasiswa FTI) yang tentu saja memiliki ketentuan masing-masing. Beasiswa UAJY Peduli Covid memiliki jenjang yang lebih luas di mana mahasiswa angkatan 2014-2019 diperbolehkan untuk mendaftar. Namun, kuota yang disediakan lebih sedikit dibandingkan Beasiswa KIP yaitu kurang lebih 100 mahasiswa. 

 “Untuk beasiswa lain tidak ada kendala sosialisasi karena merupakan beasiswa yang sudah ada sejak dulu sehingga tinggal melaksanakan sesuai skema yang ditentukan,” ujar Yudi.  

Mahasiswa Desak Kampus Menambah Cara Lain Terkait Informasi Beasiswa

Menurut para mahasiswa, informasi tentang adanya Beasiswa KIP, UKT-SPP ini masih kurang efektif sehingga tidak sampai kepada seluruh mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Christo memberikan sarannya mengenai hal ini.

“Ya mungkin penyebaran informasi tentang beasiswa bisa kerjasama dengan program studi yang ada di kampus biar nantinya diteruskan melalui himpunan/BEM masing-masing fakultas ke mahasiswanya, jadi pengumuman bisa lebih sampai kepada mahasiswa”, ungkap Christo.

Menurut Anel, informasi mengenai beasiswa bisa disampaikan melalui email Outlook mahasiswa atau meminta bantuan dosen untuk memberikan dan mengingatkan informasi mengenai beasiswa ini di sela-sela sesi. Menurutnya, tidak semua mahasiswa aktif untuk mengecek media sosial atau website resmi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sementara itu, Chevin mengatakan pihak kampus harus lebih gencar lagi dalam mengumumkan informasi tentang beasiswa tersebut. Menurutnya, akan lebih baik apabila diadakan sosialisasi sehingga semua mahasiswa dapat memperoleh informasi dan mahasiswa yang membutuhkan bisa memperoleh beasiswa tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Brigita “Kalau bisa ada sosialisasi khusus mengenai beasiswa, mungkin bisa diadakan webinar atau semacamnya karena jika hanya dari medsos kadang kurang diperhatikan,” tutup Brigita.

Penulis: Fransisca Diva dan Nathania Valentine

Editor: Daniel Kalis


Ilustrasi : Danny Wibowo

6 thoughts on “Sosialisasi Beasiswa KIP UKT-SPP Tidak Sampai?”
  1. sebenernya kurang tersebarnya informasi ini bisa jadi ada faktor dari mahasiswanya jugaa
    soundingnya lumayan, tapi mungkin kita juga kurang mencari tahu.. buktinya itu banyak juga teman-teman mahasiswa UAJY yang mendaftar

  2. Betul sekali, saya merasa sosialisasi dari kampus mengenai beasiswa ini sangat kurang. Hal ini tentu sangat disayangkan kalau ternyata ditemukan fakta bahwa beasiswa ini kurang tepat sasaran. Saya yakin kampus memiliki data keuangan atau pekerjaan orang tua mahasiswa. Kampus perlu memilah mana yang kira-kira terdampak. Sehingga, kampus tidak hanya menunggu kesadaran mahasiswa untuk mendaftar, tetapi bisa juga melakukan semacam sistem ‘jemput bola’ dengan menawarkan beasiswa ini mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *