Keberadaan banyaknya organisasi yang memiliki banyak pemikiran atau gagasan dengan tujuan yang sama, melahirkan salah satu upaya untuk menyatukan pemikiran dan gagasan pemuda Indonesia untuk memerdekakan Indonesia. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan pertemuan besar yang disebut Kongres Pemuda I. Sejarah lahirnya Sumpah Pemuda bermula dari Kongres Pemuda I yang digelar mulai tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta).
Kongres Pemuda I Berakhir tanpa Hasil yang Memuaskan.
Kongres Pemuda I dilaksanakan pada 30 April – 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta) yang menghadirkan perwakilan pemuda dari setiap daerah di Indonesia. Menurut Safwan (dalam Puspaningrum, 2022), tujuan Kongres Pemuda I adalah mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu dengan membentuk sebuah badan sentral dengan dua maksud. Pertama, untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia. Kedua, demi menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air. Namun sayangnya, hasil dari Kongres Pemuda I dinilai belum mencapai tujuan tersebut karena adanya perbedaan pandangan.
Kongres Pemuda II digagas oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia adalah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres Pemuda II dihadiri oleh perwakilan organisasi-organisasi pemuda di tanah air mulai dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, dan lainnya.
Kongres Pemuda II merupakan kegiatan lanjutan dari Kongres Pemuda I. Terdapat tiga tujuan dari Kongres Pemuda II. Pertama, melahirkan cita-cita perkumpulan pemuda dan pemudi Indonesia. Kedua, membicarakan pergerakan masalah pemuda Indonesia. Ketiga, memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh kesatuan Indonesia.
Dalam Kongres Pemuda II, berlangsung tiga kali rapat yang dilangsungkan selama dua hari yakni 27 dan 28 Oktober 1928.
Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, yaitu:
- Ketua : Sugondo Djojopuspito (PPPI)
- Wakil Ketua : R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
- Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I : Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II : R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)
- Pembantu III : R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
- Pembantu IV : Johanes Leimena (Jong Ambon)
- Pembantu V : Mohammad Rochjani Su’ud (Pemuda Kaum Betawi)
Rapat pertama diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di Lapangan Banteng. Sementara itu, rapat kedua digelar pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan pembahasan utama seputar pendidikan. Setelah rapat kedua, dilanjutkan lagi dengan rapat ketiga di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Kini, gedung itu dikenal dengan nama Gedung Sumpah Pemuda. Berdasarkan hasil rapat ketiga ini, lahirlah sebuah rumusan yang sekarang dikenal dengan istilah Sumpah Pemuda.
Oleh para perwakilan pemuda yang hadir, rumusan tersebut diucapkan sebagai Sumpah Setia. Adapun bunyi dari Sumpah Pemuda:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda
Dalam Kongres Pemuda II, Wage Rudolf Supratman untuk pertama kalinya mengalunkan lagu Indonesia Raya dengan biolanya. Lagu ini dikumandangkan hanya menggunakan suara biola dan tanpa syair karena dalam kongres tersebut terdapat penjagaan ketat dari polisi Hindia Belanda. Dengan begitu, memperdengarkan lagu Indonesia Raya lengkap dengan syairnya menjadi sesuatu yang mustahil saat itu karena akan mengakibatkan pembubaran kongres oleh polisi Hindia Belanda.
Daftar Pustaka
Raditya, I. N. (2021, Oktober 26). Isi, makna, & sejarah hari sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Tirto.id. Diakses pada 15 Oktober 2022 dari https://tirto.id/isi-makna-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928-eku2
Setyaningrum, P. (2022, Januari 12). Sumpah pemuda: isi teks, sejarah, dan maknanya. Kompas.com. Diakses pada 15 Oktober 2022 dari https://regional.kompas.com/read/2022/01/12/220332578/sumpah-pemuda-isi-teks-sejarah-dan-maknanya?page=all#