Data Golput (Golongan Putih) dari tahun 2004 hingga 2019

Sumber : Badan Pusat Statistik

Demografis Penyebaran Golput di Indonesia

Dilansir dari DataIndonesia.id Jawa Barat  menempati urutan pertama yang penduduknya tidak menggunakan suaranya atau golput dalam pemilu tahun 2019 kemarin dengan jumlah 5,8 juta jiwa atau 17,43% dari total pemilih di Jawa Barat. Urutan kedua ditempati oleh Jawa Tengah sebanyak 5,52 juta jiwa atau 19,79% jumlah pemilih di Jawa Tengah. Kemudian Jawa Timur menjadi provinsi ke tiga dengan jumlah golput sebanyak 5,4 juta jiwa atau sebanyak 17,47%, lalu di urutan keempat terdapat provinsi Sumatera Utara dengan jumlah golput sebanyak 2,14 juta jiwa atau setara dengan 21,97% jumlah pemilih disana dan Jakarta menempati posisi ke lima penyumbang golput berjumlah 1,33 juta jiwa atau 17,21% jumlah pemilih suara.

Jika kita melihat data pemilu yang disajikan di atas, kita dapat melihat bahwa tahun 2014 merupakan tahun yang paling banyak menyumbang angka golput dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau tahun sesudahnya. Lalu apa yang menyebabkan pemilu pada tahun 2014 tersebut mendapat banyak golongan putih atau golput? 

Menurut data yang didapat dari intisari.grid.id terdapat beberapa faktor yang menyebabkan angka golput di pemilu tahun 2014 meningkat, yaitu: 

  1. Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja calon presiden dan wakil presiden
  2. Banyaknya pemilih yang merasa tidak ada partai serta calon presiden yang sesuai dengan harapan mereka
  3. Rendahnya kualitas penyelenggaraan pemilu. Seperti susahnya mendaftar, mendapatkan kartu pemilih hingga menemukan tempat pemungutan suara (TPS) yang sesuai.

Dapat kita lihat bahwa faktor-faktor diatas merupakan penyebab dari banyaknya sumbangan golput pada pemilu tahun 2014. Tetapi disisi lain banyak juga masyarakat yang bersikap apatis terhadap politik, karena timbul anggapan bahwa politik itu kotor, tidak jujur, yang kemudian menjadi alasan mendasar bagi masyarakat merasa enggan menggunakan hak pilihnya. Mereka menganggap bahwa tidak ada bedanya dengan memilih atau tidak memilih, tidak akan berpengaruh kepada kehidupannya. Hal ini kemudian memicu timbulnya salah kaprah dalam suatu pemilihan umum. Dengan banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya, hal tersebut dapat mendatangkan berbagai kerugian seperti program kerja yang terganggu, menurunkan kualitas demokrasi, dapat memberikan kesempatan menang bagi partai penguasa, hingga pada akhirnya dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat.

Apa saja hal-hal yang dapat menaikkan minat masyarakat terhadap politik, sehingga mereka menjadi lebih peduli serta ingin menuangkan pilihannya pada suatu pemilu? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu dengan, meningkatkan partisipasi politik masyarakat, meningkatkan edukasi politik masyarakat, membuat sebuah acara sosialisasi kepada masyarakat dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten, serta memperbaiki bentuk kampanye, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat.  

Penulis: Theodora Telaubun & Stefanus Lukito Adiyanto

Editor: Safina Alaydrus

Desain: Giovani Delvia

DAFTAR PUSTAKA

S, A. (2023, August 3). Faktor-faktor yang Menyebabkan Meningkatnya Angka Golput pada Pilpres 2014. intisari.grid.id. Retrieved December 4, 2023, from https://intisari.grid.id

Teniwut, M. (2023, June 23). Inilah 2 Faktor Pemicu Golput. mediaindonesia.com. Retrieved December 4, 2023, from https://mediaindonesia.com

S, A. (2023b, August 24). Apa Sajakah Cara Mengatasi Golput dalam Pemilu 2024 Mendatang? Intisari.grid.id. Retrieved December 4, 2023, from https://intisari.grid.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *