Sejak bulan Desember 2019 yang lalu, Virus Corona telah menyerang seluruh dunia, yang berujung pada pandemi global. Di Indonesia, virus yang lebih dikenal dengan nama COVID-19 ini telah berlangsung sejak bulan Maret 2020 yang lalu. Fenomena yang cukup jelas atas keberadaan COVID-19 ini adalah meningkatnya jumlah kasus dalam kurun waktu
satu tahun belakangan ini, yang ditandai dengan beberapa gejala umum seperti batuk kering, mudah lelah, serta demam pada sekelompok/sejumlah masyarakat. Berdasarkan data terbaru dari situs covid.19.go.id pada tanggal 30 Desember 2020, saat ini kasus positif COVID-19 diIndonesia telah mencapai angka 753.124.

Tingginya kasus Covid-19 ini pada gilirannya menyebabkan banyak aspek kehidupan masyarakat berubah. Sebut saja, banyak pekerja harus bekerja secara daring atau work from home, sistem pembayaran yang dianjurkan non-tunai, dll. Menanggapi realitas tersebut, pemerintah kemudian melakukan berbagai tindakan preventif sebagai bentuk penangan atas
kasus tersebut, seperti menerapkan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, yang mana masyarakat dilarang berkerumun atau berkumpul dalam jumlah yang relatif besar seperti acara pernikahan, pesta syukuran, dan lain sebagainya.

Larangan kepada masyarakat untuk tidak berkumpul dalam jumlah banyak di suatu tempat pada akhirnya juga membawa dampak tersendiri dalam aspek pendidikan. Bahwa, pelajar/mahasiswa tidak dapat melangsungkan pembelajaran seperti biasanya. Pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka dalam satu lingkungan instansi pendidikan tertentu,
akhirnya dialihkan menjadi dalam bentuk atau sistem pembelajaran daring. Hal ini tentu cukup mengejutkan para peserta didik karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran yang serba daring. Para peserta didik tentu memerlukan adaptasi agar dapat mengikuti sistem daring dengan baik sehingga tidak menghambat kegiatan belajar-mengajar mereka.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) termasuk salah satu universitas yang menerapkan sistem pembelajaran daring. Hal positif yang dapat dilihat adalah UAJY telah memiliki fasilitas untuk pembelajaran daring sehingga tidak perlu mempersiapkan dari nol. Fasilitas yang telah ada yaitu salah satunya situs kuliah. Dengan begitu, bagi para mahasiswa tingkat atas, mereka telah mengetahui bagaimana cara kerja fasilitas daring UAJY yang ada. Namun, bagi para mahasiswa baru, kuliah daring menjadi hal yang sangat asing dan benar-benar baru. Sehingga, konsekuensi logisnya adalah bahwa para mahasiswa baru memerlukan adaptasi terhadap penggunaan segala fasilitas dan terhadap sistem pembelajaran yang ada.
Hanya dengan cara itu, para mahasiswa akan mulai terbiasa menggunakan situs kuliah dan fasilitas lainnya.

Meskipun telah terbiasa, para mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa tingkat atas juga mengalami berbagai kendala. Kendala yang biasanya dialami secara umum adalah kesulitan mendapat jaringan yang baik, tugas yang menumpuk, kelelahan akibat terus-menerus menatap layar gadget, dll. Dengan berbagai kendala yang mereka alami, para mahasiswa hanya dapat menerima segala apa yang berlangsung karena keadaan yang mengharuskan. Para mahasiswa tentu berharap perkuliahan secara daring segera berhenti dan kembali ke sistem luring. Namun sayangnya, harapan tersebut belum dapat diwujudkan.

Pengumuman resmi dari UAJY mengenai perkuliahan daring yang semula hanya diberlakukan untuk semester ganjil tahun ajaran 2020/2021, kini harus diperpanjang. UAJY kembali mengeluarkan keputusan bahwa semester genap tahun ajaran 2020/2021 tetap menggunakan sistem perkuliahan daring. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia yang relatif meningkat.

Menanggapi keputusan terakhir, para mahasiswa tentu banyak yang merasa kecewa. Namun, jika dipikirkan secara logis, keadaan di Indonesia memang belum memungkinkan perkuliahan kembali luring. Maka sebagai mahasiswa, yang bisa kita lakukan adalah tetap bersyukur, menerima, dan terus beradaptasi dengan sistem yang ada. Hal yang patut kita syukuri adalah masih diberi kesempatan untuk dapat berkuliah dengan kondisi tubuh sehat. Selain itu, kita dapat beradaptasi dan berusaha mengikuti perkuliahan dengan baik. Meskipun daring, kita tetap bisa mendapatkan materi yang sama sebagaimana pembelajaran dalam sistem luring. Asalkan, kita mau mendengarkan dengan baik penjelasan dari dosen serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Ada beberapa hal lain yang juga penting untuk diperhatikan oleh para mahasiswa. Selama perkuliahan daring, pastilah para mahasiswa mengalami kejenuhan. Untuk mengatasi kejenuhan tersebut, saat kelas sedang berlangsung, mahasiswa akan cenderung bermain gadget dan tidak mendengarkan penjelasan dosen. Hal tersebut tentu perlu dikurangi karena tindakan tersebut justru akan merugikan para mahasiswa sendiri. Selain itu, para mahasiswa harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran daring ini memudahkan mahasiswa karena mahasiswa dapat saling bekerja sama mengerjakan tugas. Bagi mereka yang sungguh-sungguh tentu tidak masalah. Namun, bagi mereka yang hanya sekadar menyontek, mereka justru menjadi parasit bagi teman-teman yang lain karena mereka tidak memberikan kontribusi apa pun.

Dalam konteks sosial yang lebih luas, masing-masing mahasiswa bisa ikut berperan dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan menjaga diri masing-masing sebaik mungkin. Mahasiswa dapat melakukannya dengan mengurangi acara berpergian yang kurang penting, menjalankan segala protokol kesehatan, serta menjaga kesehatan tubuh.

COVID-19 merupakan pandemi yang tidak dapat kita hindari. Namun, bukan berarti kita tidak dapat melakukan apa pun di situasi sekarang. Kita dapat memberikan yang terbaik dalam hal apa pun yang kita kerjakan, baik itu dalam konteks pendidikan, pekerjaan, maupun konteks lainnya. Selain itu, kita juga wajib mematuhi protokol kesehatan sehingga kita dapat terhindar dari penularan COVID-19.

Oleh: Kezia Sharon Nathania/Ilmu Komunikasi 2020

Editor: Tim Redaksi Teras Pers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *