Sudah lebih dari satu tahun masyarakat dunia berjuang melawan pandemi COVID-19. Seluruh sektor kehidupan dihajar habis-habisan dan dipaksa agar dapat bertahan di kala pandemi. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan tatap muka di setiap instansi pendidikan, kini harus beralih pada penggunaan media virtual atau daring (dalam jaringan).
Terhitung sejak bulan Maret 2020, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) telah melakukan pembelajaran secara daring sesuai dengan himbauan dari pemerintah. Seluruh kegiatan kemahasiswaan tidak dapat diadakan lagi di lingkup kampus. Situasi ini tentu sangat berdampak besar bagi kegiatan pengembangan mahasiswa. Salah satu contohnya adalah bagi mereka yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM), terkhusus yang bergerak di bidang olahraga. UKM olahraga yang jamak dengan kegiatan tatap muka benar-benar harus memutar otak agar agenda UKM tidak terbengkalai.
Sulit Beradaptasi dengan Kegiatan Daring
Adanya kebijakan kuliah daring ini menjadikan seluruh UKM mengalihkan program kerjanya ke sistem daring dan menunda kegiatan tatap muka. Hal ini dirasa cukup menyulitkan terutama untuk UKM olahraga yang identik dengan latihan secara langsung.
“Karena kita atlet dan latihannya lewat online, sulit untuk tahu potensi kita sudah sampai mana.” Ujar Naufal Alif, salah satu anggota UKM Basket dari Prodi Manajemen angkatan 2019. “Karena latihan itu kan bertujuan untuk menggali potensi, mencari titik lemah, dan sebagainya,” sambungnya.
Sebagai anggota basket, Naufal merasa chemistry menjadi prioritas utama dalam bermain. Menurutnya, basket bukan sekadar olahraga individual, tetapi olahraga tim. Dengan adanya peraturan daring ini cukup menghambat dalam membangun chemistry satu sama lain. Sedangkan untuk pengembangan skill, masih dapat dilakukan secara mandiri dengan latihan di rumah masing-masing.
Berbeda dengan UKM Basket, komunikasi menjadi kendala yang menghambat kegiatan di UKM Karate. “Kegiatannya jadi kurang efektif karena daring, satu-satunya komunikasi itu hanya melalui grup chat. Kendalanya, banyak anggota yang hanya jadi silent reader,” tutur Qomariyah, koordinator bidang Humas UKM Karate. Ia juga menambahkan bahwa semenjak diberlakukannya kuliah daring, para anggota UKM Karate belum memiliki rencana atau strategi tertentu agar di masa pandemi ini masih tetap aktif berorganisasi.
Terus Bergerak Meskipun Daring
Meskipun beralih sistem menjadi daring, ada beberapa program kerja yang masih dapat dilaksanakan meskipun harus secara virtual. Naufal mengungkapkan, ada beberapa aktivitas di UKM yang tetap dijalankan, tetapi dengan mekanisme yang berbeda.
“Aktivitas yang masih bisa dilakukan jarak jauh, kita ada latihan workout bareng, senam, push up, sit up, sampai belajar materi. Ini dilakukan setiap seminggu sekali via Ms Teams. Rencana kedepan nya akan dibuat webinar atau pelatihan jika memungkinkan,” kata Naufal kepada awak Teras, Jumat (29/1).
Saat ditanya mengenai asal pendanaan dari kegiatan yang dilakukan, Qomariyah mengungkapkan bahwa mereka harus mengajukan proposal pendanaan terlebih dahulu ke kampus. Wujud pendanaan yang didapatkan oleh masing-masing UKM biasanya akan disesuaikan dengan jenis kegiatan. Contohnya jika latihan rutin, akan diberi dana sewa lapangan, alat P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), bantuan minuman, dan sebagainya.
Menurut Naufal, pemberian dana oleh kampus ke UKM Basket dilakukan setiap bulannya. Kondisi ini berbeda dengan UKM Sepak bola dan Karate yang diberikan hanya saat pengajuan proposal. Namun semenjak kuliah daring, pendanaan yang diberikan kampus dirasa berhenti olehnya. “Semenjak kuliah daring ini, kampus berhenti memberi dana bulanan. Mungkin karena sudah tidak ada latihan tatap muka atau lomba,” ungkapnya.
“Aku pikir pendanaan setiap bulan itu masih akan tetap berjalan seperti biasa, ya walaupun memang tidak ada latihan tatap muka, tapi setidaknya dana itu kan bisa kita alihkan untuk kegiatan lain. Misalnya untuk webinar,” tambahnya.
Apa Tanggapan Kampus?
Menanggapi hal ini, Yatiman Teguh, Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni yang membawahi UKM Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam wawancara dengan awak Teras pada Kamis (11/2/2021), mengatakan bahwa untuk pendanaan kegiatan, kampus selalu menyediakan. Menurutnya, pendanaan kampus untuk bantuan minuman atau alat P3K itu sudah masuk ke proposal yang diajukan UKM di awal periode sesuai dengan pengajuannya.
“Anggaran untuk UKM pasti selalu ada, kalau pun pengalihan dana dari support bulanan menjadi pelatihan webinar, silahkan ajukan saja proposalnya, nanti kami urus,” ujarnya.
Menurutnya selama masa pandemi ini, kegiatan pendanaan masih tetap berjalan seperti biasa. Memang saat ini tidak semua UKM dapat berperan aktif membuat berbagai kegiatan secara daring, terlebih UKM olahraga. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kegiatan UKM olahraga masih berjalan dan tidak akan mati total.
Dari sekian banyak UKM dan komunitas yang ada, beberapa diantaranya bahkan masih berperan aktif melakukan kegiatan. “Contohnya kemarin, Marching Band Atma Jaya memenangkan Asian Virtual Championships 2020. Itu kan salah satu wujud masih aktifnya UKM di UAJY,” tambahnya.
Pendaftaran Secara Daring Dongkrak Antusiasme Mahasiswa
Meskipun kegiatan sepenuhnya dilaksanakan secara daring, tetapi peminat dari UKM olahraga masih terbilang cukup besar di kondisi seperti sekarang.
“Dari open recruitment (pendaftaran anggota baru) kemarin, jumlah pendaftar melebihi pada saat kuliah luring,” ujar Yosafat Nafthael Andhika Krisna Putra, Ketua UKM Sepak bola yang juga mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2018, dalam wawancaranya dengan awak Teras pada Selasa (2/2/2021).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh UKM Basket dan Karate. Mereka cukup terkejut melihat antusiasme dari para mahasiswa baru yang mendaftar. Saat ditanya adakah strategi khusus dalam mempromosikan UKM-nya, mereka mengungkapkan bahwa mereka hanya mengikuti UKM Fair yang diselenggarakan oleh KKACM serta mengunggah poster di media sosial masing-masing.
Sementara itu, strategi khusus yang dilaksanakan oleh UKM Basket yaitu meminta para pemain terbaik mereka untuk melakukan promosi kepada mahasiswa baru. Selain itu, masing-masing anggota basket juga diminta untuk mengirimkan kenalannya di kampus yang tertarik dengan UKM Basket.
Quo Vadis UKM Olahraga di Masa Pandemi?
Tak dapat dipungkiri saat ini kegiatan kemahasiswaan, terkhusus UKM yang bergerak di bidang olahraga, sedang berada di fase mati suri. Ketidakmampuan beberapa UKM olahraga untuk melanjutkan program rutin seperti saat sebelum pandemi menjadi penyebab utamanya. Selain itu, pelatihan secara daring juga dirasa kurang efektif untuk melihat perkembangan skill dari masing-masing anggota UKM.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk kembali menyusun strategi yang jitu demi keberlangsungan UKM di tengah keterbatasan. Pihak kampus juga senantiasa membuka pintu dialog bagi seluruh UKM untuk menentukan langkah yang tepat dalam menghadapi situasi daring ini.
“Selama UKM ingin mengadakan kegiatan pengembangan yang positif, kampus akan tetap mendukung dengan sekuat tenaga, asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan dan dilaksanakan secara daring terlebih dahulu”, pungkas Teguh menutup wawancara dengan Awak Teras siang itu.
Reporter : Marsha Bremanda dan Yosafat Bayu
Editor : Daniel Kalis
Desain : Luciana Sapidun
Ilustrator : Reneta Hartono dan Danny Wibowo