Akhir-akhir ini, isu mengenai permasalahan lingkungan hidup semakin menjadi perbincangan hangat, terlebih mengenai isu pencemaran lingkungan. Pola hidup masyarakat yang tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya turut menjadi penyebab timbulnya pencemaran lingkungan. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga sudah selayaknya turut andil dalam menyelesaikan permasalahan ini. Seperti halnya kegiatan yang dilakukan di salah satu sudut Yogyakarta, yaitu pendirian sebuah bulk store bernama Peony Ecohouse.

Peony Ecohouse merupakan toko curah berkonsep minim sampah pertama di Yogyakarta. Bulk store yang beralamat di Jalan Sitisonyo, Pogung Kidul Blok A2/1, Sinduadi, Mlati, Sleman ini menjual berbagai produk rumah tangga berbahan dasar organik. Mengacu pada konsep minim sampah, setiap konsumen harus membawa wadah sendiri bila ingin membeli produk di Peony Ecohouse. Konsep unik ini menarik rasa penasaran awak Teras untuk berbincang secara langsung dengan pemilik dari Peony Ecohouse dan menimba ilmu yang bermanfaat demi menyelamatkan
lingkungan.

Awal Mula Berdirinya Bulk Store Peony Ecohouse

Peony Ecohouse

Dwi Indriyati atau yang akrab disapa Dwi, merupakan salah satu sosok di balik berdirinya Peony Ecohouse. Kepeduliannya terhadap lingkungan telah memberanikan Dwi untuk melakukan hal baik demi menjaga alam. Aksi yang dilakukan Dwi berawal dari kebiasaan membawa tas belanja sendiri setiap berbelanja dan botol minum isi ulang ketika sedang bepergian. Akan tetapi, menurut beliau perilaku tersebut tidak cukup untuk mewakili rasa kepeduliannya. Oleh karena itu, Dwi mulai melakukan riset tentang cara membangun sebuah bulk store produk organik melalui
artikel dari beberapa negara. Berdasarkan riset yang beliau lakukan, telah dibuktikan bahwa alasan produk organik mahal terletak pada kemasan.

“Kan selama ini image-nya produk organik itu pasti mahal, nah kami ingin mengubah mindset itu, serta mengubah kemasan dari produk organik, yang nyatanya saat ini masih dikemas menggunakan plastik juga,” ujar Dwi kepada awak Teras, Sabtu (20/11/2021).

Maka dari itu, beliau memutuskan untuk menjual produk organik tanpa kemasan dengan membeli langsung dari penyuplai dan produsennya. Kondisi tersebut membuat produknya memiliki harga yang lebih terjangkau.

Respons Masyarakat Hingga Jadi Konsumen Tetap

Kehadiran Peony Ecohouse mendapatkan tanggapan positif yang cukup beragam dari masyarakat. Terbukti dari mayoritas masyarakat Yogyakarta yang menaruh rasa antusias cukup tinggi pada konsep bulk store yang didirikan oleh Dwi. Bahkan, beberapa bulk store hadir setelah adanya Peony Ecohouse. Meskipun demikian, ada pula tanggapan negatif yang diterima Dwi terhadap bisnis ramah lingkungan ini.

“Kalau respons negatif pasti ada karena isi kepala mereka bisa berbeda, tapi ya udah kita ada segmen pasarnya masing-masing,” ujar Dwi.

Masyarakat yang awalnya hanya memberikan respons kini turut menjadi konsumen. Ibu rumah tangga menjadi konsumen yang terbilang paling besar dalam bulk store. Hal ini didukung oleh produk yang dijual sebagian besar merupakan produk rumah tangga.

Suasana Peony Ecohouse

Cerita Inspiratif di Balik Hambatan

Kualitas yang harus dipertahankan menjadi hambatan tersulit dalam menjalankan bulk store. Pengolahan bahan organik tanpa kemasan bukan merupakan hal sepele. Hal itu dikarenakan bahan organik tidak mengandung bahan kimia sehingga cepat membusuk. Selain itu, konsumen kerap kali tidak peka dengan pemberitahuan yang tertera. Dalam akun Instagram @peonyecohouse tertulis, “Jangan lupa bawa wadahmu sendiri dari rumah!”. Akan tetapi, pemberitahuan tersebut tidak dapat mewakili pentingnya membawa wadah sendiri. Masih banyak konsumen yang berkunjung ke Peony Ecohouse luput membawa wadah. Lokasi pengambilan bahan baku yang terbilang cukup jauh dan tentunya membutuhkan waktu juga menghambat keberlangsungan bulk store.

Produk-produk di Peony Ecohouse

Hambatan yang timbul tidak menjadi alasan bagi tim Peony Ecohouse untuk menyerah begitu saja, melainkan malah membuat mereka semakin bersemangat. Mereka mengingat kembali ikatan silaturahmi yang terjalin antara Peony Ecohouse dengan petani dan penyuplai. Dwi merasa ikatan yang dimiliki tersebut layaknya orang tua dan anak. Beliau beranggapan bahwa tindakannya saat ini dapat menjadi bekal untuk generasi penerus.

“Semoga mahasiswa yang sedang belajar, (lebih) mencari tahu tentang zero waste atau bulk store dengan lebih konsisten ya, karena apapun yang nggak konsisten itu akan percuma. Misal kedepannya, untuk mahasiswa yang sedang mendengarkan cerita ini, siapa tahu kelak menjadi kepala daerah atau bagian dari pemerintah bisa melihat bagaimana pentingnya menjaga lingkungan. Jadi, bisa ada kebijakan-kebijakan yang berpihak pada lingkungan, itu sih harapan saya,” ucapnya menutup pembicaraan dengan awak Teras pada sore itu.

Penulis:
Jessica Dea Claresta
Komang Feby Wija Ganeshwari


Editor: Fransisca Diva Ayu Pradipta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *